CITA-CITA ITU MENJADI KENYATAAN (13)

Pagi itu cuaca sangat cerah. Hamparan sawah yang di belakang rumahnya begitu indah dipandang mata. Hembusan udara pagi begitu segar menusuk hidung sampai masuk rongga hingga paru-paru. Kicauan khas burung sawah menambah kemeriahan suasana pagi, seolah-olah menyambut kedatangan para petani yang hendak menggarap sawahnya atau yang hanya sekedar menengok dan mengontrol sawahnya yang baru menguning. 

Begitu juga suasana di rumah pak Saman. Wajah-wajahnya ceria menandakan kebahagiaan yang tiada tara. Baik wajah sang ibu Rahmah yang dari semalam bahkan dari kemarin kemarin, begitu dekat dan erat bahkan lengket terus sama sang buah hati yang akan pergi jauh, pergi ke negeri orang yang sangat berbeda bangsa, budaya, bahkan bahasanya. 

Sang ibu memperlihatkan wajah kebahagiaannya kepada sang buah hati yang mempunyai niat suci, yaitu menuntut ilmu di Al-Azhar Mesir, seolah-olah perhatian dan kasih sayangnya tumpah kepada anaknya yang selama ini jauh darinya. 

Selama enam tahun sudah dilewatinya terpisah dari anaknya, meskipun sewaktu-waktu bisa bertemu setiap kali libur, atau setiap kali menengok sambil memberikan bekal ke pesantrennya. Sebenarnya kebahagian itu tercampur aduk dengan kesedihan karena harus terpisah lagi selama waktu yang belum diketahui sampai kapan. 

Pak saman, sang ayah Rusman, sama seperti ibu Rahmah, wajahnya begitu sumringah karena anak laki-lakinya sebentar lagi akan segera berangkat dalam rangka mengerjar cita-citanya yang selama ini diidam-idamkan, yaitu belajar di Mesir. 

Tidak terasa enam tahun lalu, memang pak Saman pernah berkali-kali membesarkan hati anaknya ini, dengan kata kata, 

“man... kamu harus belajar ke Mesir yah sehabis mondok”. Kata-kata itulah yang selalu disampaikan ke anaknya, Rusman yang waktu itu belum paham dimana itu Mesir, seperti apa orang-orang mesir. 

Tetapi Rusman selalu menjawab iyah dan iyah kepada ayahnya. Ternyata hari ini, terbukti kata-kata itu menjadi kenyataan. Anak nya, Rusman, dengan modal semangat cita-citanya yang selama ini tancapkan dalam hati akan hendak dijalani. 

Rina, sang adik perepuan tidak kalah bahagianya, meskpun bukan dia sendiri yang mau belajar di luar negeri, tetapi kelihatan diwajah yang mugil itu, kebahagiaan karena sang kakak yang selama ini pendiam dan tdak banyak ngomong, diam-diam punya cita-cita sekolah ke luar negeri. 

Wajah bangga tercurahkan oleh adiknya itu dibuktikan dengan membantu dalam mempersiapkan keberangkatannya, mulai dari merapihkan pakaian yang mau dibawa sampai makanan yang akan jadikan bekal selama perjalanan sang kakak dia rapihkan dalam tas rangsel yang bermerek Jaya Giri, sebuah tas yang sangat populer waktu itu dan koper President baru yang sudah seminggu dibeli ayahnya.

Selain itu tidak lupa nenek dari ibu dan nenek dari ayah Rusman, selalu berdekatan kalau duduk dan berada di rumah. Apalagi nenek dari ibu, sudah tiga hari ini sengaja menginap, karena senang dan bahagianya punya cucu yang ingin pergi menuntut ilmu ke negeri arab Mesir. Negeri yang menurut dia adalah negeri yang penuh dengan cerita cerita para nabi dan para ulama. 

Apalagi nenek dari ayah, yang selama ini tinggal bersama, selalu memberi nasihat dan semangat. 

Itulah kebahagian yang nampak di wajah wajah yang selama ini dekat dengan Rusman. Baik ibunya, ayahnya, adiknya, maupun neneknya. 

Mereka memperlihatkan wajah senang dan bahagianya kepada para tamu yang datang pada hari keberangkatan Rusman itu. Baik tamu dari tetangga dekat maupun dari teman-teman pak Saman di kantor. 

Mereka berdatangan satu persatu,  seraya mengucapkan selamat dan doanya untuk ananda tercinta Rusman yang akan pergi menuntut ilmu ke negeri seribu menara, negeri kinanah, dan negri Nabi Musa dan Nabi Yusuf.

“ man... selamat yah, kamu sudah menjadi orang terbaik dan pilihan di kampung ini bahkan di kecamatan Rancaekek ini, yang akan pergi menuntut ilmu ke Mesir, Bapak bangga dan senang, karena kamu sudah menjadi calon penerus para ustadz dan para kiai di kampung ini. oleh karena itu, jangan lupa, sekarang kamu membawa misi dari kampung ini bahkan dari negara kita, Indonesia, yaitu misi belajar dan menuntut ilmu. Semoga lancar urusan kamu selama di Mesir, dan terus semangat dalam menggapai cita-citanya. Dan bila selesai dan merasa cukup belajar di sana,  jangan lupa, pulang dengan membawa ilmu yah.” pesan dan nasihat disampaikan oleh bapak H.Subandi, beliau termasuk tokoh masyarakat yang sangat dihormati dengan keilmuannya dan disegani karena keberaniianya dalam menegakkan dan menyampaikan nasihat dan petuah-petuah agama. 

“amin.... terimakasih pak Haji, atas doa dan wejanganganya.” Balas pak Saman mewakili Rusman yang kelihatan gugup dan segan. 

======= T A M A T ======


ORDER VIA CHAT

Produk : CITA-CITA ITU MENJADI KENYATAAN (13)

Harga :

https://www.ruyatismail.my.id/2023/07/cita-cita-itu-menjadi-kenyataan-13.html

ORDER VIA MARKETPLACE

Diskusi